Langsung ke konten utama

Trip ke Singapura TANPA TOUR!


Sebagai orang Indonesia pasti nggak asing lagi sama negara tetangga yang lokasinya sangat dekat dengan negara kita, bahkan sudah menyandang predikat sebagai negara maju. Yap, apalagi kalau bukan Singapura! Negara dengan luas 721,5 km² (selisih 60 km² dengan DKI Jakarta) ini mungkin banget buat kita jelajahi selama beberapa hari saja. Berikut ini adalah trip-sharing ala aku selama 4 hari 3 malam di Singapura, semoga membantu! 

– DAY 1 (24 JUNI 2019) 
Aku trip bareng temen-temen yang berjumlah tujuh orang. Kami berangkat dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 14.30 waktu Singapura, kami mendarat di Terminal 2 Changi Airport. Karena nggak pesan bagasi (kami pakai koper cabin size), kami langsung menuju Jewel. Buat yang belum tahu, Jewel adalah air terjun buatan yang letaknya masih berada di kompleks Changi Airport. Akses untuk menuju Jewel adalah dari Terminal 2, tapi jangan khawatir buat kamu yang arrival-nya bukan di Terminal 2. Kalian bisa naik skytrain yang sudah disediakan oleh pihak Changi atau bisa naik bus. Untuk bahasa pengantar, umumnya orang Singapura menggunakan Bahasa Inggris, namun jika kamu terlihat seperti orang Melayu (orang Indonesia/Malaysia), mereka nggak segan-segan untuk langsung berbahasa Melayu.
Jewel @Changi Airport (source from google)
Setelah puas berfoto di Jewel, kami bergegas menuju MRT yang masih berlokasi di Terminal 2. Untuk naik MRT di Singapura, kamu bisa menggunakan kartu ezlink seharga 12 SGD (7 SGD saldo untuk naik MRT, 5 SGD biaya kartunya). Kartu ezlink ini bisa di-top up (isi ulang) di semua stasiun MRT dengan minimal top-up 10 SGD. Tak hanya naik MRT, ezlink juga bisa digunakan untuk naik bus. Namun untuk kalian yang ke Singapura 3 hari 2 malam, ada paket kartu yang disediakan pihak MRT, bernama Singapore Tourist Pass (STP). Dengan membeli Singapore Tourist Pass, kamu nggak perlu melakukan top-up (saldo unlimited) dan bisa digunakan untuk naik MRT dan bus. Alternatif lain untuk kamu yang ke Singapura 4 hari 3 malam, bisa saja kamu beli STP, namun di hari terakhir kamu harus membeli tiket Single Trip (1 tiket untuk 1 kali perjalanan). Kartu ezlink maupun STP bisa dibeli di MRT Changi, begitu turun eskalator cari saja yang dikerubungi banyak turis, hehe. Masa berlaku ezlink 5 tahun, jadi sesuaikan dengan kebutuhan kamu ya!
Gambar terkait
Kartu ezlink (source from google)
Selama di Singapura, kami menginap di NNV Hostel yang terletak di daerah Lavender. Jarak NNV Hostel ke MRT Lavender tidak terlalu jauh, hanya perlu berjalan 450 meter. Di sekitar MRT Lavender juga banyak kedai penjual makanan dan yang terpenting ada Sevel, jadi kalau butuh sesuatu bisa langsung ke Sevel. Setelah menaruh barang di hostel, kami langsung menuju pemberhentian pertama untuk makan, yaitu Scissors Cut Curry Rice. Perlu diingat Scissors Curry Rice ini tidak halal dan tips buat teman-teman yang muslim: jangan segan-segan bertanya ke penjual makanan untuk halal/tidaknya ya supaya tidak salah makan! Scissors Curry Rice lokasinya lumayan jauh dari MRT Lavender, sekitar 750 meter. Menu yang disediakan berupa olahan daging babi (pork), dengan pilihan sayur dan disiram kuah kari yang kental. Aku memilih pork belly ditambah telur ceplok setengah matang dan disiram kuah kari. Rating dari aku 4,5/5 karena enak banget! Harganya pun tidak mahal yaitu 2,7 SGD dengan porsi yang cukup banyak. 

Selesai makan, kami bergegas menuju MRT Lavender untuk melanjutkan perjalanan. Btw, selama di Singapura, kami hanya mengandalkan MRT dan bus, selebihnya... jalan kaki! Jadi yang bakal aku ceritain disini cocok banget buat kalian yang mau liburan hemat di Singapura. Destinasi selanjutnya adalah patung ikonik yang nggak mungkin dilewatkan, yaitu Patung Merlion. Untuk sampai ke sana, stasiun MRT paling dekat adalah Raffles Place. Dari situ kamu bisa jalan kaki sekitar 10 menit untuk menuju Patung Merlion. Ohya, di stasiun MRT itu banyak pintu keluarnya, ada exit A, B, C, D, dst. Namun jangan khawatir, pasti ada petunjuknya kok, kalau kamu mau ke mana, harus ke exit mana. Kemarin, aku keluar exit A dari Raffles Place. 

Pukul 19.30, kami sudah puas berfoto di Merlion. Pemberhentian selanjutnya adalah pertunjukan air mancur yang berada di depan Marina Bay Link Mall, pertunjukan tersebut bernama Spectra. Untuk mencapai kesana, ada 2 cara, yaitu jalan kaki sejauh 1,3 km dari Patung Merlion atau kembali ke MRT Raffles dan turun di MRT Bayfront. Namun aku lebih menyarankan jalan kaki walau harus berjalan 1,3 km, karena pemandangan yang disuguhkan ituloh.. bagus banget! Ohya, pertunjukan Spectra ini digelar tiap hari, dengan jadwal; Minggu – Kamis : jam 8 dan 9 malam, Jumat & Sabtu : jam 8, 9 dan 10 malam. Asli, bagus banget! Bukan air mancur biasa, namun juga dipadukan dengan laser show dengan warna yang cantik juga percikan api.
SPECTRA Singapore (photo by me)

Setelah menonton Spectra, kami berjalan menuju Bayfront MRT (MRT yg paling dekat dengan Spectra adalah Bayfront), menuju Downtown MRT. Tujuan kami selanjutnya adalah Lau Pa Sat, salah satu hawker yang terkenal di Singapura. Hawker sendiri adalah semacam foodcourt yang terdiri dari berbagai macam kedai makanan. Harganya juga cenderung murah, sekitar 2-7 SGD. Jangan khawatir, banyak kok makanan di hawker yang halal. Namun untuk memastikan lagi, silakan tanya ke penjualnya apakah makanan tersebut halal/tidak yaa!

Hasil gambar untuk lau pa sat singapore
Lau Pa Sat, salah satu hawker di Singapore (source from google)
Setelah puas makan, kami kembali ke hostel. Iseng cek aplikasi penghitung langkah, di hari perdana kami di Singapura sudah melahap 15k steps! Kurus nih pulang-pulang ke Indo hahaha.

– DAY 2 (25 JUNI 2019) 
Bangun pukul 5 pagi, kami segera bersiap diri. Itineary hari ini kami akan ke USS (Universal Studios Singapore). USS itu semacam Dufan-nya Indonesia, tapi versi lebih bagus dengan permainan yang lebih menantang. Tips main ke USS, lebih baik beli tiket di Indonesia saja. Kami kemarin beli di agen tour yang biasa melayani wisatawan yang akan pergi ke Singapura (bisa search di google namanya Sunburst Adventure– bukan endorse ya ini beneran). Keunggulannya kalau beli di Indo, kamu nggak perlu ngantri lagi untuk beli tiket di USS dan harganya sedikit lebih murah. Untuk sampai di USS, kita harus menuju Harbourfront MRT dan menyambung naik monorail untuk mencapai USS yang berada di Sentosa Island. Caranya, turun di Harbourfront MRT, tap kartu untuk keluar, langsung menuju Vivocity mall (mall dan MRT nya nyambung kok), lalu naik lift menuju lantai paling atas. Untuk naik monorail menuju Sentosa Island, kamu perlu membeli tiket seharga 4 SGD. Ohya, sebelum ke USS, pastikan sudah sarapan ya. Main di USS jelas bakal menguras energi dan makanan di dalam USS harganya agak mahal, jadi lebih baik sebelum masuk USS pastikan sudah makan. Untuk sarapan di hari kedua, kami memilih sarapan di hawker yang berada di Lavender. Makanan yang kami santap nasi hainam ayam seharga 3 SGD.

Monorail menuju USS akan berhenti di Resort World Stasion. Tiket online yang sudah kamu beli di Indonesia dapat ditukar dengan tiket fisik di loket USS. Pukul 10.00, USS akhirnya dibuka. Yay! Di pintu masuk USS disediakan peta wahana juga ya, jangan lupa diambil agar tidak kebingungan. Kira-kira seperti ini petanya.
Hasil gambar untuk peta uss
USS map (source from google)
Wahana yang kami naiki di USS ada banyak! Kami mencoba semua rollercoaster outdoor yang ada (track merah dan putih). Bedanya rollercoaster track putih dan merah, kalau track merah ada pijakan kaki (seperti naik rollercoaster pada umumnya), nah yang putih tanpa pijakan kaki (kaki bergelantung tanpa pijakan). WOAH! Tapi tenang saja, wahana di USS aman semua kok. Selain itu, kami juga mengunjungi theater, Sesame Street (semacam rumah boneka), Madagascar (mirip rumah boneka juga), arung jeram di Jurassic Park Area, dan Mummy! Mummy ini wahananya berupa rollercoaster juga, namun bedanya di dalam ruangan. Ruangannya gelap, dengan tambahan jumpscare di layar seakan-akan kita diajak menyelami dunia Mummy melalui rollercoaster tadi. Sejauh ini, wahana favorit aku si Mummy tadi sih hahaha.
Universal Studios Singapore (photo of us)


Untuk makan siang di USS memang agak mahal. Tapi mau/nggak mau sih ya, karena nggak mungkin juga keluar USS hanya untuk makan, karena harus bayar kalau mau masuk lagi. Kami makan fried chicken di area The Lost World (lupa nama restonya) dengan harga seporsinya kita-kira 10 SGD. Ohya, di bagian pemeriksaan sebelum masuk USS, pengunjung tidak diperbolehkan membawa makan dan minum dari luar. Tapi tenang, untuk minum, silahkan bawa botol kosong karena di dalam USS disediakan keran air untuk mengisi botol minum yang sudah kamu bawa. Aman kok jangan khawatir! Rasa airnya juga bukan kayak air keran, berasa minum air mineral biasa. Keran ini juga disediakan di fasilitas umum Singapura, seperti di Bandara Changi.

Pukul 19.00, kami sudah puas bermain di USS. Tak lupa, kami juga membeli popcorn khas Singapura, yaitu Garrett Popcorn. Aku beli yang varian salted caramel ukuran medium seharga 9 SGD. Sekalian review, memang enak banget sih haha. Recommended buat oleh-oleh!

Kembali naik monorail, kami melanjutkan perjalanan ke Beach Station untuk lanjut bermain luge dan skyride. Letaknya berada di dekat McD, tak jauh dari Beach Monorail Station tadi. Untuk tiket naik luge dan skyride ini sudah kami beli di Indonesia, menggunakan jasa agen tour juga (Sunburst bisa kali ya jadiin aku brand ambassador haha). Permainannya berupa balap mobil yang sudah tersedia track-nya dari bukit dan untuk mencapai bukit tersebut, kita harus naik skyride terlebih daluhu. Dari skyride, kita bisa melihat pemandangan Sentosa Island dari atas. Wajib dicoba banget!

Selesai bermain pukul 21.30, kami kembali naik monorail menuju Vivocity dan lanjut menggunakan MRT ke Lavender. Niatnya ingin mencari makan yang dekat, tapi apa daya banyak yang sudah tutup. Akhirnya kami membeli makanan penyelamat di Sevel. 

– DAY 3 (26 JUNI 2019) 
Memulai hari dengan sarapan di Old Airport Road Food Centre, hawker yang berada di daerah Dakota. Food centre ini merupakan hawker tertua di Singapura. Begitu sampai, ada salah satu gerai makanan Lor Mee yang antriannya panjang banget. Kalau antriannya panjang, bisa dipastikan makanan tersebut enak sih haha, setuju?

Akhirnya kami ikut mengantri Lor Mee ini. Kuahnya kental dengan mie yang kenyal, ditambah topping suwiran ikan dan telur rebus. Enak! Rasanya gurih dan manis, ditambah sedikit cuka dan sambal lebih mantap lagi. Porsinya banyak dengan harga yang cukup murah 3 SGD. Sengaja kami memilih sarapan di daerah Dakota, karena destinasi pertama kami adalah Peranakan Houses! Saat kami sampai di Peranakan Houses, nggak terlalu ramai turis yang datang (mungkin karena jauh banget kali ya). Obyek wisatanya berupa sederetan rumah yang diukir dan dicat warna-warni, sehingga estetik untuk berfoto.
Peranakan Houses (photo by me)
Untuk mencapai lokasi ini, memang cukup menyita waktu dan tenaga. Stasiun MRT terdekat adalah Dakota MRT, lalu kita harus melanjutkan perjalanan dengan bus. Halte bus berada tak jauh dari pintu keluar MRT Dakota tadi. Kita bisa naik bus nomor 33 atau 16 dan turun di halte Joo Chiat (kalau tidak salah ya.. untuk memastikan bisa googling hehe). Kartu yang digunakan untuk naik bus bisa ezlink atau STP.  Cara naik bus di Singapura: begitu naik bus kamu harus tap kartu di mesin bagian samping dekat sopir dan untuk turun di halte tertentu, silahkan tekan tombol berbentuk bulat di dekat pintu bus, lalu tap kartu lagi dan keluar bus. Dari halte bus pun perlu jalan 200 meter lagi untuk sampai di Peranakan Houses ini. Lelah namun menyenangkan karena tempatnya pun bagus. Puas foto-foto, kami kembali ke Dakota MRT menggunakan bus dengan nomor yang sama, namun naik dari halte bagian seberangnya.

Destinasi selanjutnya adalah Garden By the Bay! Excited banget pas mau kesini karena suka banget sama hal berbau bunga. Turun di Bayfront MRT, langsung saja ikuti petunjuk exit menuju Garden By the Bay. Garden by the Bay terdiri dari beberapa taman tematik, namun yang terkenal adalah Flower Dome dan Cloud Forest. Di dalam Flower Dome terdapat berbagai macam bunga dari berbagai negara, dengan ukuran dan warna beraneka ragam. Bedanya dengan Cloud Forest, di dalam Cloud Forest terdapat air terjun besar di bagian tengah dan beragam tumbuhan unik dan langka terawat di dalamnya. Tiket masuk Garden by The Bay sudah dibeli di Indonesia juga melalui agen tadi dengan harga 250.000 (sekitar segitu, lupa detailnya berapa) sudah termasuk Flower Dome dan Cloud Forest. Must visited banget kalau kamu ke Singapura!
Salah satu bunga yang aku suka di Flower Dome! (photo by me)
Cloud Forest (photo by me)
Kira-kira 3 jam di Garden by The Bay, kami kembali ke Bayfront MRT untuk melanjutkan perjalanan ke Orchard. Untuk ke Orchard tentunya turun di Orchard Station ya. Di Orchard kamu bisa berbelanja dari berbagai brand ternama dan tipsnya: kamu bisa ambil balik tax belanjaan kamu dengan minimal belanja 100 SGD dalam 1 kali transaksi (sekitar 1 juta dalam Rupiah). Hah maksudnya gimana? Iya, jadi dengan belanja minimal 100 SGD, di Changi nanti kamu bisa ambil balik tax (pajak) barang yang sudah kamu beli, karena kamu kan bukan warga negara Singapura yang harus bayar pajak negara. Setelah dari Orchard, kami ke daerah Little India menggunakan MRT. 

Untuk mencapai Little India ini kalian bisa turun di 2 stasiun, Little India atau Ferrer Park. Jika kalian bertujuan langsung ke Mustafa Center, silahkan turun di Ferrer Park karena lebih dekat. Tapi bisa juga di Little India Station kalau mau melihat daerah Little India yang lebih di pusat kotanya. Yap, kami pun pastinya bertujuan ke Mustafa Center. Mustafa Center adalah tempat belanja terbesar di Singapore, yang menjual berbagai macam snack dan kebutuhan sehari-hari. Apapun disini ada, karena tempatnya juga seluas itu! Bahkan skincare dan parfum juga ada disini, pokoknya lengkap. Untuk membeli oleh-oleh aku sangat merekomendasi kalian kesini. Ohya, Mustafa Center ini 24 jam loh.


Hasil gambar untuk mustafa center
Shop 'till drop @Mustafa Center (source from google)
Sebenernya di itineary kami masih ada agenda ke Chinatown, namun apadaya kaki udah nggak kuat banget. Jika kalian mau trip di Singapura yang hanya mengandalkan kaki dan MRT, jangan lupa bawa koyo atau gel penangkal pegal lainnya ya. Serius, se-capek itu. Bahkan di hari ketiga ini kami mencapai 23 ribu steps! Whooops.

– DAY 4 (27 JUNI 2019) 

Hari terakhir di Singapura, kami mau explore Bugis! Diawali dengan sarapan di Albert Centre yang letaknya tak jauh dari MRT Bugis, hawker ini adalah salah satu hawker yang terkenal di Singapura dengan berbagai makanan enak di dalamnya. Setelah makan, kami mengunjungi tangga spiral warna-warni yang letaknya tak jauh dari Albert Centre.
Tangga Spiral @Bugis (photo by me)
Dan destinasi ikonik di Bugis... Haji Lane! Letak Haji Lane cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki dari Albert Centre. Haji Lane itu sendiri adalah nama jalan kecil yang di kanan kirinya terdapat toko aestetik dan sangat instagram-able. Asli! Ada banyak mural dan toko warna-warni di sepanjang jalan itu. Saran untuk ke Haji Lane, datanglah di saat belum terlalu siang, agar cahaya untuk berfoto masih bagus dan belum terlalu ramai.


Haji Lane, Bugis (photo of us!)
Setelah itu, kami juga mengunjungi Bugis Street. Di Bugis Street ini kamu bisa menemukan banyak street food dan toko oleh-oleh seperti tas, baju, dan gantungan kunci bertuliskan I love Singapore. Setelah itu, kami segera balik ke hostel untuk packing dan berangkat ke airport. Untuk mengambil tax belanjaan kamu tadi, kamu bisa ke counter eTRS (Electronic Tourist Refund) di Departure Check-in Hall (sebelum imigrasi keberangkatan) dan Departure Transit Lounge (setelah imigrasi keberangkatan) di Terminal 1, 2, dan 3 (untuk lebih lengkapnya silahkan googling sendiri yaa). Dan untuk penerbangan pulang kami flight sekitar pukul 17.00 waktu Singapura. 

Finally, sampailah kami di tanah air tercinta!

Yuhu sudah sampai di penghujung cerita~
Semoga pengalaman trip ini berguna buat kalian yang mau self-trip ke Singapura!

See you 

Tips and trick:
- Kepala chargeran di Singapura yang kaki 3, mending biar nggak ribet beli di Indonesia saja.
- Selama di Singapura kami full pakai google maps, membantu banget.
- Salah banget sebenarnya kalau taruh Chinatown di itineary hari ketiga (mana terakhir pula) karena pasti sudah capek banget.. padahal di Chinatown banyak makanan enak untuk di-explore :( Silahkan kalian ke Chinatown di hari pertama saja sepulang dari Merlion yaa.
- Siapin powerbank juga!
- Kalau pas jam pulang kerja, kadang MRT di Singapura juga penuh. Penuh di Singapura tuh tetep beda sama KRL Jakarta guys hahaha jadi kalau dirasa sudah agak crowded, tidak perlu dipaksa masuk. MRT Singapura ada tiap 2-5 menit sekali, jadi kalian lebih baik ikut MRT selanjutnya.
- Siap sedia bawa payung karena cuaca di Singapura mirip-mirip Indo gitu, kadang bisa hujan tiba-tiba.
- OHYA ini penting banget, untuk internetan selama di Singapura, aku pakai wifi portable (yang semacam Bolt/Andromax gitu). Jadi sistemnya kita sewa modemnya itu untuk dibawa ke Singapura, lalu setelah pulang bisa kita balikin. Untuk pesennya aku di Tr*veloka.
- Lupa banget untuk bikin agenda ke Clarke Quay! Tapi menurut aku memang kalau mau explore Chinatown dan Clarke Quay secara total harus nambah 1 hari lagi sih haha (kebetulan jarak Chinatown ke Clarke Q nggak jauh juga). 
- Sengaja di cerita tadi aku tulis harga dalam SGD (tidak dirupiahkan) karena kurs kan tentatif, jadi maaf sekali kamu harus convert sendiri ke Rupiah! Rata-rata sekali makan sekitar 20k-60k sih normalnya.
- Thaaaat's all, enjoy Singapore!




Find me on instagram: @pfelia28 

Komentar